MAKALAH
Disusun
Sebagai Tugas Mata Kuliah
PENDIDIKAN PANCASILA
Dosen
Pembimbing : YANUAR SYAM PUTRA, S.H., M.H.
E-mail :
yan_090185@yahoo.com
DISUSUN
OLEH:
Nama : NGAKAN NYOMAN DIARSE
Nim : 1213001
Jurusan : TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH
TINGGI TEKNIK MUSI PALEMBANG
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
Alamat: Jln. Bangau no. 60
Palembang
Tahun
Ajaran 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Pendidikan
Pancasila ini. Dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa penulis tidak luput
dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata
bahasa.
Kami menyadari tanpa kerja sama antara dosen pembimbing dan penulis
serta beberapa kerabat yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi
penulis demi tersusunnya karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis mengucapakan
terima kasih kepada pihak yamg tersebut diatas yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan karya
ilmiah ini.
Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta
kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
Palembang,
September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
DEPAN.........................................................................
KATA
PENGANTAR....................................................................... i
DAFTAR
ISI...................................................................................... ii
BAB
I. PENDAHULUAN................................................................. 1
A. LATAR
BELAKANG................................................................. 1
B. RUMUSAN
MASALAH............................................................. 1
C. TUJUAN
PENULISAN.............................................................. 1
BAB
II. PEMBAHASAN.................................................................. 2
1. APAKAH
YANG DI MAKSUD DENGAN KARAKTER,
KARAKTER
BANGSA, PENDIDIKAN KARAKTER DAN
PEMBINAAN
KARAKTER BANGSA
SERTA
APA TUJUANNYA...................................................... 2
a. Pengertian Karakter.............................................................. 2
b. Pengertian Karakter Bangsa................................................. 2
c. Pengertian Pedidikan Karakter Bangsa................................ 3
d. Pengertian Pembinaan Karakter Bangsa............................... 3
e. Tujuan Pendidikan Karakter Bangsa.................................... 3
f. Tujuan Pembinan Karakter Bangsa....................................... 4
2. FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
KARAKTER
BANGSA.............................................................. 5
a. Lingkungan
Global................................................................ 5
b. Lingkungan
Regional ........................................................... 6
c. Lingkungan
Nasional ........................................................... 6
3. KARAKTER
YANG DIHARAPKAN........................................ 7-8
BAB
III. PENUTUP........................................................................... 9
A. KESIMPULAN............................................................................ 9
B. SARAN........................................................................................ 9
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pendidikan dan pembinaan karakter
bangsa memiliki andil yang besar untuk memajukan peradaban bangsa agar menjadi
bangsa yang semakin terdepan dengan Sumber Daya Manusia yang berilmu,
berwawasan dan berkarakter. Pembentukan, pendidikan dan pembinaan karakter
bangsa sangat luas karena terkait dengan pengembangan multiaspek
potensi–potensi keunggulan bangsa dan bersifat. Dalam hal ini dapat juga
disebutkan bahwa:
1. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan
bernegara, hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus
bangsa.
2. Karakter berperan kekuatan sehingga bangsa ini tidak
terombang-ambing.
3. Karakter dibangun dan dibentuk untuk menjadi bangsa yang
bermartabat.
Dalam pembinaan karakter bangsa akan mengerucut tiga
tujuan besar, yaitu:
1. Untuk
menumbuhkan dan memperkuat jati diri bangsa.
2. Untuk
menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia, dan
3. Untuk
membentuk manusia dan masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia dan bangsa yang
bermartabat.
Pembentukan, pendidikan dan pembinaan karakter
bangsa harus diaktualisasikan secara nyata untuk menjaga jati diri bangsa dan
memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah
yang di maksud dengan karakter, karakter bangsa, pendidikan karakter dan
pembinaan karakter bangsa serta apa tujuannya?
2. Apa
saja faktor yang mempengaruhi karakter bangsa?
3. Bagaimana
hasil karakter yang diharapkan?
C.
TUJUAN
PENULISAN
1. Untuk
mendidik dan membina serta mengembangkan karakter bangsa.
2. Untuk
memenuhi salah satu tugas tulisan Pendidikan Pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1.
APAKAH
YANG DI MAKSUD DENGAN KARAKTER, KARAKTER BANGSA, PENDIDIKAN KARAKTER DAN
PEMBINAAN KARAKTER BANGSA SERTA APA TUJUANNYA
a.
Pengertian Karakter
1. Ditjen Mandikdasmen (Kementerian
Pendidikan Nasional)
Karakter
adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa
dan negara. Individu yang berkarakter baik
adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan
tiap akibat dari keputusan yang ia buat
2. Wyne
Mengungkapkan
bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso” yang berarti “to
mark” yaitu menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh
sebab itu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan
sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang berprilaku jujur,
suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah
karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seseorang.
3. Karakter adalah nilai-nilai
yang menjadi ciri khas tiap individu dan diaplikasikan dalam nilai-nilai
kebaikan yang tercermin baik dalam bentuk tindakan maupun tingkah laku.
Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung
nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan
tantangan.
b.
Pengertian Karakter
Bangsa
Karakter
bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik yang
tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa
dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta
olah dari raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia
haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan
prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
c.
Pengertian Pedidikan
Karakter Bangsa
Pendidikan
adalah usaha sadar, terencana dan terstruktur untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sedangkan
karakter merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan maupun individu.
Pendidikan karakter bangsa adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan
nilai-nilai yang menjadi pedoman dan jati diri bangsa sehingga terinternalisasi
didalam diri peserta didik yang mendorong dan mewujud dalam sikap dan perilaku
yang baik.
d.
Pengertian Pembinaan
Karakter Bangsa
Pembinaan
Karakter Bangsa adalah upaya sistematik suatu negara berkebangsaan untuk
mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan
ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks
kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk
bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks
berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Pembinaan
karakter bangsa dilakukan melalui proses sosialisasi, pendidikan dan
pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama seluruh komponen
bangsa dan negara.
e.
Tujuan Pendidikan Karakter Bangsa
Tujuan dari Pendidikan Karakter Bangsa yaitu :
1. Untuk menanamkan dan membentuk sifat
atau karakter yang diperoleh dari cobaan, pengorbanan, pengalaman hidup, serta
nilai yang ditanamkan sehingga dapat membentuk nilai intrinsik yang akan
menjadi sikap dan perilaku peserta didik.
2. Nilai-nilai yang ditanamkan berupa
sikap dan tingkah laku tersebut diberikan secara terus-menerus sehingga
membentuk sebuah kebiasaan. Dan dari kebiasaan tersebut akan menjadi karakter
khusus bagi individu atau kelompok.
3. Pendidikan memegang peranan yang
sangat penting dalam perjalanan perilaku seseorang. Pendidikan yang menekankan
pada karakter lah yang mampu menjadikan seseorang mempunyai karakter yang baik.
4. Pendidikan tidak hanya sekedar
menghasilkan manusia-manusia yang cerdas, namun juga manusia-manusia yang
berkarakter baik.
5. Pendidikan karakter sangatlah
penting untuk menjawab permasalahan bangsa saat ini. Karena pendidikan karakter
mampu memajukan peradaban bangsa agar bisa menjadi bangsa yang semakin terdepan
dengan SDM yang berilmu dan berkarakter.
6. Peran pendidikan bagi kemajuan
sebuah bangsa sangat penting, untuk itu perlu adanya bimbingan dan binaan
khusus bagi setiap individu atau kelompok untuk mendapatkan pendidikan yang
memadai.
f.
Tujuan Pembinan
Karakter Bangsa
Tujuan
yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia dalam malaksanakan pembinaan karakter
bangsa adalah:
1. Meningkatkan dan mengokohkan
semangat religiositas bangsa.
2. Menambah kokohnya Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3. Menjamin terlaksananya pluralitas
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. Memantapkan wawasan, rasa dan
semangat kebangsaan.
5. Menjunjung tinggi hak asasi manusia
dan hukum.
6. Mengembangkan musyawarah untuk
mencapai mufakat.
7. Mengembangkan nilai dan kompetensi
karakter pribadi dan bangsa.
8. Meningkatkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Sedangkan
hasil yang hendak dicapai dalam pembinaan karakter bangsa adalah terciptanya
masyarakat yang bersikap dan bertingkah laku secara santun berdasar Pancasila.
Diharapkan agar perilaku warga negara baik dalam aspek politik, ekonomi, maupun
sosial budaya mengacu pada konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Secara rinci dapat digambarkan bahwa pembinaan karakter bangsa
tersebut untuk dapat menghasilkan warganegara yang memiliki:
1. Keimanan dan ketaqwaan yang kuat
terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama masing-masing, dan dapat
bersikap secara tepat dan baik dalam menghadapi pluralitas agama yang terdapat
di Indonesia.
2. Sikap dan tingkah laku yang
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa, dengan mendudukan hak asasi manusia secara proporsional sesuai
dengan konsep dan prinsip yang terkandung dalam Pancasila.
3. Semangat kebangsaan yang tinggi,
sehingga selalu menjunjung tinggi existensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kepentingan pribadi dan golongan selalu diselaraskan dengan kepentingan
negara-bangsa.
4. Pengetahuan, sikap, perilaku dan
kemampuan dalam menerapkan demokrasi yang bersendi pada prinsip dan nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
5. Sikap, perilaku dan kemampuan untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
6. Kesadaran untuk mengembangkan nilai
dan kompetensi universal karakter warganegara.
2.
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KARAKTER BANGSA
a.
Lingkungan
Global
Globalisasi dalam banyak hal memiliki
kesamaan dengan internasionalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya
peran dan batas-batas suatu negara yang disebabkan adanya peningkatan
keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui
berbagai bentuk interaksi. Globalisasi juga dapat memacu pertukaran arus
manusia, barang, dan informasi tanpa batas. Hal itu dapat menimbulkan dampak
terhadap penyebarluasan pengaruh budaya dan nilai-nilai termasuk ideologi dan
agama dalam suatu bangsa yang sulit dikendalikan. Pada gilirannya hal ini akan
dapat mengancam jatidiri bangsa.
Berdasarkan indikasi tersebut, globalisasi dapat
membawa perubahan terhadap pola berpikir dan bertindak masyarakat dan bangsa
Indonesia, terutama masyarakat kalangan generasi muda yang cenderung mudah
terpengaruh oleh nilai-nilai dan budaya luar yang tidak sesuai dengan
kepribadian dan karakter bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan upaya dan
strategi yang tepat dan sesuai agar masyarakat Indonesia dapat tetap menjaga
nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa serta generasi muda tidak kehilangan
kepribadian sebagai bangsa Indonesia.
b.
Lingkungan
Regional
Pada lingkungan regional, pengaruh globalisasi juga
membawa dampak terhadap terkikisnya budaya lokal di zona negara-negara Asia
Tenggara. Dampak tersebut berwujud adanya ekspansi budaya dari negara-negara
maju yang menguasai teknologi informasi. Meskipun telah dilaksanakan upaya
pencegahan melalui program kerja sama kebudayaan, namun melalui teknologi
infomasi yang dikembangkan, pengaruh negara lain dapat saja masuk.
Perkembangan regional Asia atau lebih khusus ASEAN
dapat membawa perubahan terhadap pola berpikir dan bertindak masyarakat dan
bangsa Indonesia. Untuk itu, diperlukan strategi yang tepat dan sesuai agar masyarakat
Indonesia dapat tetap menjaga nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa serta
generasi muda tetap memiliki kepribadian sebagai bangsa Indonesia.
c.
Lingkungan
Nasional
Perkembangan politik di dalam negeri dalam era
reformasi telah menunjukkan arah terbentuknya demokrasi yang baik. Selain itu
telah direalisasikan adanya kebijakan desentralisasi kewenangan melalui
kebijakan otonomi daerah. Namun, sampai saat ini, pemahaman dan implementasi
konsep demokrasi dan otonomi serta pentingnya peran pemimpin nasional masih
belum memadai. Sifat kedaerahan yang kental dapat mengganggu proses demokrasi
dan bahkan mengganggu persatuan nasional.
Harus diakui bahwa banyak kemajuan yang telah
dicapai bangsa Indonesia sejak lebih dari enam puluh tahun merdeka. Pembangunan
fisik dimulai dari zaman orde lama, orde baru, orde reformasi hingga pasca
reformasi terasa sangat pesat, termasuk pembangunan infrastruktur pendukung
pembangunan yang mencapai tingkat kemajuan cukup berarti.
Kemajuan di bidang fisik harus diimbangi dengan
pembangunan nonfisik, termasuk membina karakter dan jati diri bangsa agar
menjadi bangsa yang kukuh dan memiliki pendirian yang teguh. Sejak zaman
sebelum merdeka hingga zaman pasca reformasi saat ini perhatian terhadap
pendidikan dan pengembangan karakter terus mendapat perhatian tinggi. Pada awal
kemerdekaan pembangunan pendidikan menekankan pentingnya jati diri bangsa
sebagai salah satu tema pokok pembinaan karakter dan pekerti bangsa. Pada zaman
Orde Lama, Nation and Character Building
merupakan pembinaan karakter dan pekerti bangsa. Pada zaman Orde Baru,
pembinaan karakter bangsa dilakukan melalui mekanisme penataran Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Pada zaman Reformasi, sejumlah
elemen kemasyarakatan menaruh perhatian terhadap pembinaan karakter bangsa yang
diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan.
3.
KARAKTER
YANG DIHARAPKAN
Secara psikologis karakter individu
dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian, yakni olah hati, olah pikir,
olah raga, olah rasa dan karsa. Olah hati berkenaan dengan perasaan sikap dan
keyakinan/keimanan. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan
menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif. Olah raga
berkenaan dengan proses persepsi,
kesiapan, peniruan, manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai
sportivitas. Olah rasa dan karsa berkenaan dengan kemauan dan kreativitas yang
tecermin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan kebaruan. Karakter
individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila pada masing-masing bagian
tersebut, dapat dikemukakan sebagai berikut.
a. Karakter
yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman
dan bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab,
berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan
berjiwa patriotic.
b. Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas,
kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks,
dan reflektif.
c. Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetika antara lain
bersih, dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat,
kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih.
d. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain
kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat,
toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan
umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk
Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pendukung dari Pancasila sebagai
sistem etika adalah Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem
etika yang baik di negara ini. Pembinaan
Karakter Bangsa adalah upaya sistematik suatu negara berkebangsaan untuk
mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan
ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks
kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk
bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong
royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan
Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Faktor yang mempengaruhi adalah
lingkungan yang dimana dengan lingkungan yang mendukung terbentuknya karakter
bangsa, yaitu lingkungan global, lingkungan regional, lingkungan nasional.
Hasil yang dicapai dalam pembinaan
karakter bangsa adalah terciptanya masyarakat yang bersikap dan bertingkah laku
secara santun berdasar Pancasila, karakter yang bersumber dari olah hati, olah piker, olah raga/kinestetika, serta olah rasa dan
karsa.
B.
SARAN
Hubungan nilai dengan norma adalah nilai mendasari
terbentuknya pola perilaku. Pola perilaku akan bisa terwujud sesuai denagan
yang kita inginkan apabila terdapat kaidah-kaidah atau ketentuan-ketentuan yang
memendorong dan mengarahkan untuk mewujudkan pola perilaku itu menjadi
perbuatan atau tindakan konkret. Dalam bersosialisasi kita juga haru menerapkan
aturan pancasila sebagai sitem etika, dengan norma-norma dan ketentuan yang telah
ada.
DAFTAR PUSTAKA
Blog gw yang baru nih. hehehe
BalasHapus